Senin, 04 Juli 2011

Pa'baeng-Baeng Menuju Kampung Mandiri

AGAR taraf hidup bisa meningkat, masyarakat dituntut memiliki pola pikir yang maju dan siap beradaptasi dengan kemajuan zaman. Kemampuan menyesuaikan diri yang selaras dengan kondisi lingkungan sejatinya menjadi acuan untuk bertahan dan berkompetisi. Namun kemajuan berpikir itu bisa terwujud bila masyarakat fleksibel menerima hal-hal baru yang tentu saja berdampak positif bagi pengembangan diri dan lingkungannya. Adalah Yayasan Peduli Negeri (YPN) yang sukses menjalankan program peningkatan taraf kehidupan masyarakat. Setelah Green and Clean, kali ini YPN kembali menggenjot program Kampung Pintar.

Laporan : Firman Alimuddin (Motivator Kampung Pintar)

Hari belum terlalu siang. Saya memasuki wilayah RW 5 Kelurahan Pa’baeng-Baeng, Kota Makassar. Ada pemandangan lain yang saya lihat di sini. Pada sisi kanan dan kiri gang, tertata bebungaan di dalam pot. Sebagian pot-pot itu diletakkan di tanah dan sebagian lagi digantung di tembok pembatas gang. Kendati penataannya masih tampak sederhana, namun fakta ini memperlihatkan keseiusan masyarakat untuk menghijaukan lingkungannya –begitu gigih ‘menyulap’ pemukiman mereka agar hijau dan bersih.

Kenyataan ini tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat dalam program Green and Clean yang berjalan sejak tahun 2008 silam. Program yang dilaksanakan Yayasan Peduli Negeri (YPN) ini benar-benar bisa merubah wajah Kota Makassar. Hampir seluruh kelurahan di “Kota Daeng” yang sebelumnya tampak gersang dan jorok kini besih dan teduh. Ini adalah sebuah kenyataan yang ada di depan mata kita dimana pola pikir masyarakat sudah berubah dari fase apatis terhadap lingkungan menuju fase aktif terhadap penataan lingkungan. Tak heran, kini pemukiman warga seolah-olah disulap sehingga di mana-mana terlihat tanaman yang menghijau dan sejuk.

Tak berhenti sampai di situ, kini YPN kembali melaksanakan program Kampung Pintar. Sebuah program yang telorkan Yayasan Unilever Indonesia (YUI) dan lag-lagi mempercayakan YPN sebagai pelaksana program. Program yang baru pertama kali dilaksanakan di Makassar ini berorientasi pada pengembangan lima aspek kehidupan masyarakat yakni, lingkungan, kesehatan, ekonomi, nutrisi dan teknologi informasi.

Kelurahan Pa’baeng-Baeng adalah satu dari sepuluh wilayah Kampung Pintar di Makassar. Pa’baeng-Baeng (RW 5) terpilih sebagai wilayah Kampung Pintar setelah melalui proses seleksi yang ketat. Antara lain presentasi potensi wilayah dan peninjauan langsung oleh YUI, YPN dan dinas terkait.

Ketika penulis berkeliling di wilayah ini, mata saya tak henti-hentinya ‘menangkap’ pemandangan yang asri. Bunga-bunga di dalam pot menghiasi lorong-lorong setapak dan pada beberapa titik lainnya, toga atau tanaman obat keluarga tumbuh dengan subur. Beberapa bak sampah juga berdiri rapih.

Sejauh langkah saya mengelilingi RW 5, hampir tidak ada sampah yang berserakan kecuali sampah-sampah di bank sampah dan siap diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Menurut Hadra, fasilitator program Kampung Pintar Kelurahan Pa’baeng-Baeng, masyarakat di wilayahnya sangat mudah diajak bekerjasama. “Warga di sini terbuka dan kooperatif. Itulah yang menyebabkan lingkungan kami mudah ditata,” kata Hadra.

Warga RW 5 Kelurahan Pa’baeng-Baeng kini mengembangkan pupuk kompos cair. “Pembuatan pupuk kompos cair diharapkan bisa terus berjalan agar bisa menopang ekonomi warga di wilayah kami,” ujar Hadra lalu menambahkan bahwa tingkat ekonomi sebagian warga di wilayahnya memang memprihatinkan sehingga wajar bila ada beberapa rumah yang terlihat tidak layak huni. “Lihat saja kondisi rumah-rumah warga di sini, banyak yang tidak memenuhi syarat sebagai tempat tinggal yang sehat. Karena ekonominya lemah, banyak juga anak-anak yang putus sekolah,” katanya.

Meski demikian, Hadra mengaku tetap optimis untuk menjalankan program Kampung Pintar tahun 2011. Sebagai fasilitator kelurahan, ia berjanji akan mengarahkan warga untuk terlibat dalam program yang terbilang baru di Kota Makassar ini. “Semoga dengan adanya program Kampung Pintar, kondisi lingkungan, pola pikir dan ekonomi masyarakat di wilayah kami bisa menjadi kampung mandiri,” kunci Hadra. (KP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar